Anakmu dikepung rasa sia-sia,
rasa bersalah, rasa amat kotor,
rasa
banyak bacot, rasa tak berbuat dan Ibu duduk abadi di hadapan jiwaku,
dengan senyum yang bagai tak tertanggungkan.
Mestinya anakmu bertugas menulis buku, dan ia telah tuangkan rangka beserta judul-judulnya yang seram.
Tapi begitu jijik ia kepada dirinya sendiri.
Untuk apa semua reka-reka intelektual itu,
sesudah sekian ratus
rasa bersalah, rasa amat kotor,
rasa
banyak bacot, rasa tak berbuat dan Ibu duduk abadi di hadapan jiwaku,
dengan senyum yang bagai tak tertanggungkan.
Mestinya anakmu bertugas menulis buku, dan ia telah tuangkan rangka beserta judul-judulnya yang seram.
Tapi begitu jijik ia kepada dirinya sendiri.
Untuk apa semua reka-reka intelektual itu,
sesudah sekian ratus
0 Komentar untuk "Puisiku Bukan Menyakitimu Ibu "